Selasa, 21 Juli 2015

Ledok Sebagai Menu Andalan yang Eksis Di Nusa Penida

Edisi pulang kampung ke Nusa Penida untuk merayakan hari raya Galungan dan Kuningan disambut kuliner khas setempat. Naik sampan Sekar Jaya yang setengah boat, 20 menit sudah sampai. Menyempatkan diri ke Pasar Mentigi untuk membeli oleh-oleh, yang didapat hanya ikan segar. Pasar menjelang hari Raya Galungan nampak sangat ramai, hiruk pikuk ibu-ibu berbelanja terdengar riuh.
Karena tidak ada oleh-oleh spesial, aku berniat pulang saja. Namun pandangan tertuju pada sebuah gerobak yang bertuliskan Ledok. Gerobak yang berada persis didepan SMA PGRI Nusa Penida milik Ibu Aris Angin. Wanita asli Sampalan ini mengaku telah menjual ledok selama 30 tahun. Ia menjual Ledok sebagai menu sajian utama.
Selain ledok, Ibu Aris Angin juga menjual rujak, serombotan, aneka kerupuk dan jamu kunyit yang dititip para produsen lokal atau masyarakat setempat yang menitip dengan memberinya keuntungan. Tidak terkecuali "Toya Ukupan" juga ia jual. Ketika aku menyambangi dan memesan ledok satu mangkok, Ibu Aris Angin menyakan "ngajeng driki pak? (Makan disini). Kubilang "driki bu" (disini saja).
Setelah kubilang demikian, seketika itu pula ia menggelar tikar daun pandan di trotoar. Tidak berselang lama, pesanan ledok yang kupesan sudah datang. Disertai semangkok ledok juga disajikan segelas minuman yang ternyata dari lunak asem. Saat ku makan ledoknya terasa sangat nikmat. "Tidak salah ibu ini telah menjual ledok 30 tahun, rasanya telah teruji", pikirku
Ketika wawancara kecil-kecilan dengan Ibu Aris, ia menuturkan bisa menjual ledok sampai lebih 100 mangkok. Berjualan dari jam 8 pagi sampai jam 18.00 Wita. Jualan 100 mangkok itu bisa kurang, bisa lebih. Itupun pasang surut pak, yang namanya jualan, ujarnya dalam bahasa lokal. Selain itu Ibu Aris Angin juga mengungkapkan bahwa dirinya dengan gerobak ledoknya telah pernah ditayangkan di Televisi Nasional.
Dalam hatiku kuberpikir, ledok adalah trade mark kuliner khas Nusa Penida. Apalagi Ledok gerobak yang dijual di jalan seperti ini tentunya memiliki nilai jual untuk ditayangkan di MNC TV. Sambil memesan ledok lagi 3 bungkus beserta camilan lain, kubilang padanya "ledoknya Bu Aris Angin Enak". Ledok On The Road dengan gerobak dorong telah menginspirasiku bahwa Ibu Aris Angin yang tekun menjual Ledok sudah 30 tahun, telah memperomosikan Nusa Penida sampai ke televisi Nasional.
Sumber : Wayan Sukadana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar