Sabtu, 11 Juli 2015

Kenapa Ikan Itu Dibakar?

Setelah mengetahui ikan laut mempunyai kandungan gizi sangat banyak, maka ikan perlu diperhitungkan sebagai sumber zat gizi yang penting. Pola kebiasaan makan ikan seperti pada masyarakat Eskimo dan Jepang memberi petunjuk kuat atas sangat rendahnya kejadian penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya pada masyarakat tersebut.
Penelitian pada kelompok masyarakat yang mengkonsumsi ikan secara kontinyu dan ikan menjadi pangan dominan seperti pada orang Eskimo menunjukkan, jenis lemak di dalam ikan (asam linoleat) setelah melalui proses metabolisme dalam tubuh manusia akan menghasilkan asam lemak yang kemudian dikenal dengan nama omega 3.
Omega 3 yang terdapat pada ikan mencegah penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Bahkan ada indikasi masyarakat yang gemar mengkonsumsi ikan, memiliki umur harapan hidup rata-rata lebih panjang daripada masyarakat yang kurang mengkonsumsi ikan.
Bila Anda menyukai mengkonsumsi ikan, sebaiknya ikan tersebut disajikan dalam bentuk dibakar. Karena ikan bakar akan membuat risiko Anda untuk mengalami stroke menjadi berkurang, sedang bila ikan tersebut digoreng sebaliknya akan meningkatkan risiko untuk menderita stroke.
Ikan memang menyehatkan, tapi cara memasak akan memberikan efek berbeda terhadap kesehatan. Demikian yang ditemukan dalam penelitian di Amerika Serikat, dimana mereka yang telah berusia 65 tahun atau lebih dan sering mengkonsumsi ikan bakar akan berkurang risiko strokenya hingga 30% dibanding dengan orang yang hanya mengkonsumsi ikan sekali dalam sebulan.Sebaliknya, mereka yang mengkonsumsi ikan dengan cara digoreng atau dalam sandwiches yang lebih dari satu kali dalam seminggu, akan berisiko 40% lebih tinggi untuk menderita stroke, dibanding dengan orang yang jarang mengkonsumsi ikan (kurang dari sekali dalam sebulan).
Hal ini disebabkan karena dengan banyak mengkonsumsi ikan yang dibakar, akan diperoleh lebih banyak asupan asam lemak Omega-3 yang baik untuk pembuluh darah, tekanan darah dan mengurangi peradangan. Semua itu akan membuat risiko stroke menjadi menurun. Sebaliknya, ikan yang digoreng akan membuat asam lemak Omega-3 berkurang. Selain itu faktor seperti jenis ikan yang digoreng, cara penyajian dan yang makanan lain yang dikonsumsi bersama dengan ikan goreng yang berkaitan dengan pola makan, akan mempertinggi risiko stroke.
Omega 3 selain bisa menurunkan kadar kolesterol darah juga bisa mengatasi beban penderita penyakit asma, rematik, penyakit kulit, komplikasi diabetes dan kanker payudara.
Bahkan pertumbuhan sel otak manusia sangat tergantung pada kadar omega 3 secara cukup sejak bayi dalam kandungan sampai balita. Bila pada masa tersebut cukup tersedia omega 3 maka anak tersebut akan tumbuh dengan potensi kecerdasan maksimal. Karena alasan itu, sejak ibu hamil perlu mengkonsumsi ikan dalam jumlah cukup sampai bayi yang dikandungnya lahir.
Setelah bayi bisa makan nasi tim perkenalkan ikan sampai usia selanjutnya. Banyak penelitian tentang peranan minyak ikan dalam menurunkan risiko penyakit jantung. Di dalam minyak ikan ada asam lemak tidak jenuh omega 3 terutama yang disebut eikosapentaenoat (EPA) dan dakosaheksaenoat (DHA).
Percobaan pada hewan maupun manusia membuktikan keduanya dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan lipoprotein darah. Dengan demikian minyak ikan dapat menurunkan risiko terjadinya aterosklerosis. Asam-asam lemak tidak jenuh yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kacang, minyak kedelai, dan sebagainya juga mempunyai pengaruh serupa.
Namun, minyak ikan mempunyai kelebihan dan keunikan terutama pada kasus kadar lemak darah tinggi yaitu bisa menurunkan lemak darah tersebut. Selain ikan bermanfaat untuk kesehatan jantung, ikan juga mengandung kalori rendah sehingga bagi orang-orang yang sedang mengikuti program diet penurunan berat badan mengkonsumsi ikan bermanfaat ganda asal diolah dengan sedikit lemak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar