Setelah mengetahui ikan laut mempunyai kandungan gizi
sangat banyak, maka ikan perlu diperhitungkan sebagai sumber zat gizi yang
penting. Pola kebiasaan makan ikan seperti pada masyarakat Eskimo dan Jepang
memberi petunjuk kuat atas sangat rendahnya kejadian penyakit jantung dan
penyakit degeneratif lainnya pada masyarakat tersebut.
Penelitian pada kelompok masyarakat yang mengkonsumsi
ikan secara kontinyu dan ikan menjadi pangan dominan seperti pada orang Eskimo
menunjukkan, jenis lemak di dalam ikan (asam linoleat) setelah melalui proses
metabolisme dalam tubuh manusia akan menghasilkan asam lemak yang kemudian
dikenal dengan nama omega 3.
Omega 3 yang terdapat pada ikan mencegah penyakit jantung
dan penyakit degeneratif lainnya. Bahkan ada indikasi masyarakat yang gemar
mengkonsumsi ikan, memiliki umur harapan hidup rata-rata lebih panjang daripada
masyarakat yang kurang mengkonsumsi ikan.
Bila Anda menyukai mengkonsumsi ikan, sebaiknya ikan
tersebut disajikan dalam bentuk dibakar. Karena ikan bakar akan membuat risiko
Anda untuk mengalami stroke menjadi berkurang, sedang bila ikan tersebut
digoreng sebaliknya akan meningkatkan risiko untuk menderita stroke.
Ikan memang menyehatkan, tapi cara memasak akan memberikan efek berbeda
terhadap kesehatan. Demikian yang ditemukan dalam penelitian di Amerika
Serikat, dimana mereka yang telah berusia 65 tahun atau lebih dan sering
mengkonsumsi ikan bakar akan berkurang risiko strokenya hingga 30% dibanding
dengan orang yang hanya mengkonsumsi ikan sekali dalam sebulan.Sebaliknya,
mereka yang mengkonsumsi ikan dengan cara digoreng atau dalam sandwiches yang
lebih dari satu kali dalam seminggu, akan berisiko 40% lebih tinggi untuk
menderita stroke, dibanding dengan orang yang jarang mengkonsumsi ikan (kurang
dari sekali dalam sebulan).
Hal ini disebabkan karena dengan banyak mengkonsumsi ikan
yang dibakar, akan diperoleh lebih banyak asupan asam lemak Omega-3 yang baik
untuk pembuluh darah, tekanan darah dan mengurangi peradangan. Semua itu akan
membuat risiko stroke menjadi menurun. Sebaliknya, ikan yang digoreng akan membuat
asam lemak Omega-3 berkurang. Selain itu faktor seperti jenis ikan yang
digoreng, cara penyajian dan yang makanan lain yang dikonsumsi bersama dengan
ikan goreng yang berkaitan dengan pola makan, akan mempertinggi risiko stroke.
Omega 3 selain bisa menurunkan kadar kolesterol darah
juga bisa mengatasi beban penderita penyakit asma, rematik, penyakit kulit,
komplikasi diabetes dan kanker payudara.
Bahkan pertumbuhan sel otak manusia sangat tergantung
pada kadar omega 3 secara cukup sejak bayi dalam kandungan sampai balita. Bila
pada masa tersebut cukup tersedia omega 3 maka anak tersebut akan tumbuh dengan
potensi kecerdasan maksimal. Karena alasan itu, sejak ibu hamil perlu
mengkonsumsi ikan dalam jumlah cukup sampai bayi yang dikandungnya lahir.
Setelah bayi bisa makan nasi tim perkenalkan ikan sampai
usia selanjutnya. Banyak penelitian tentang peranan minyak ikan dalam
menurunkan risiko penyakit jantung. Di dalam minyak ikan ada asam lemak tidak
jenuh omega 3 terutama yang disebut eikosapentaenoat (EPA) dan dakosaheksaenoat
(DHA).
Percobaan pada hewan maupun manusia membuktikan keduanya
dapat menurunkan kadar kolesterol, trigliserida, dan lipoprotein darah. Dengan
demikian minyak ikan dapat menurunkan risiko terjadinya aterosklerosis.
Asam-asam lemak tidak jenuh yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak
jagung, minyak kacang, minyak kedelai, dan sebagainya juga mempunyai pengaruh
serupa.
Namun,
minyak ikan mempunyai kelebihan dan keunikan terutama pada kasus kadar lemak
darah tinggi yaitu bisa menurunkan lemak darah tersebut. Selain ikan bermanfaat
untuk kesehatan jantung, ikan juga mengandung kalori rendah sehingga bagi
orang-orang yang sedang mengikuti program diet penurunan berat badan
mengkonsumsi ikan bermanfaat ganda asal diolah dengan sedikit lemak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar